Kesaksian Pelayanan Siswa
Pelayanan siswa Perkantas sudah hadir di berbagai kota dan Tuhan terus berkarya melalui pelayanan siswa untuk membangun generasi ini bagi kemuliaan-Nya.
Tantangan dalam Pelayanan Siswa
Tidak dapat dipungkiri, perubahan generasi siswa merupakan salah satu tantangan nyata yang dialami saat ini. Melayani siswa di era digital membutuhkan beban yang mendalam dan kreativitas dalam melakukannya. Perlu untuk terus meningkatkan sinergi antara siswa, Tim Pembimbing Siswa, guru dan orang tua.
Kesaksian dari Riau
Dunia siswa adalah dunia yang sangat sulit dijangkau bagi sebagian orang. Karena di dunia siswa, mereka sering sekali hanya terbuka pada sebagian kecil kelompok yang mereka percaya, mereka terkadang sangat aktif tetapi bisa juga sangat pasif bahkan apatis. Dalam membina siswa sangat banyak tantangan yang harus dihadapi, seperti melakukan pendekatan bagi tiap-tiap pribadi yang berbeda, berkomunikasi dengan bahasa dan topik yang relevan, harus bisa menempatkan diri menjadi teman, keluarga, sahabat dan mentor dalam satu waktu, dan harus menjadi pendengar yang sabar juga ikut berperan aktif dalam kehidupan mereka. Namun di balik semua rintangan yang menghadang pastinya selalu ada sukacita yang dirasakan dalam melayani siswa, ketika kita bisa ikut meluangkan waktu yang produktif dengan hobi mereka, belajar dan memilah tren-tren terbaru bersama, dan pastinya menjadi pengamat setia di setiap media sosial mereka.
Yang membuat kita tetap berjuang dalam melayani mereka adalah visi Allah dan melihat bagaimana siswa sangat berpotensi untuk menjadi berkat di tengah-tengah dunia dengan usia muda mereka beserta segala kreativitas mereka. Setiap siswa juga memiliki banyak potensi yang dapat dikembangkan untuk menjangkau orang lain dan pastinya siswa adalah orang-orang yang nantinya akan menjadi pemimpin di masa depan. Mereka membutuhkan pendampingan, komunitas yang dapat mendukung mereka, teladan, dukungan doa serta dorongan agar mereka bisa sedikit demi sedikit memahami panggilan Allah di usia mereka yang masih sangat muda.
Kesaksian dari Pringsewu, Lampung:
Terlibat langsung dalam dunia pelayanan siswa adalah anugerah. Pelayanan yang tidak banyak orang mau mengerjakannya karena dunia siswa semakin hari bukan semakin baik tetapi justru menjadi semakin tidak baik. Hal itu dipengaruhi oleh kehidupan lingkungan yang menyodorkan kesenangan, kenyamanan, seks bebas, pornografi, game, kecanduan narkotika, dan keadaan keluarga yang tidak harmonis. Semua itu membuat mereka merasa ditinggalkan, kecewa, trauma, sakit hati, kesepian, amarah dan tidak dikasihi. Kondisi ini seakan benang kusut yang menjadi pokok persoalan yang mendesak dan harus diurai satu per satu.
Kita menyadari bahwa hal ini membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Situasi ini menjadi tantangan sekaligus kesempatan untuk tetap taat dan setia memberitakan Injil. Dibutuhkan kesediaan dan seluruh aspek diri yang mengasihi seperti kasih Yesus, relasi menjadi pendengar, berani membayar harga, berjalan bersama, menolong dan melepaskan mereka dari dosa yang mengikat.
Di tengah seluruh tantangan itu, Allah memberikan penghiburan pada saat melihat siswa yang dilayani bertumbuh dan terus berjuang untuk berubah dari kebiasaan lama yang buruk. Itu merupakan sukacita tersendiri bagi pelayan siswa. Penghiburan Allah telah menjadi kekuatan dan pengharapan di tengah segala kesulitan tantangan ini. Allah yang tidak pernah meninggalkan penyertaan dan pemeliharaan-Nya dalam melayani siswa di tengah dunia yang sangat unik dan penuh dinamika ini menjadi sebuah harapan pemulihan dan penebusan bagi generasi sekarang dan akan datang.
Penginjilan dan Pemuridan di Dunia Siswa
Pelayanan siswa Perkantas tetap berfokus untuk memberitakan Injil dan memuridkan siswa bagi Kristus. Kedua hal ini menjadi kunci bagi kegerakan pelayanan yang dikerjakan selama ini.
Vanessa Tirza Agiana de Fretes
(SMAN 21 Makassar)
Saya selalu bersyukur, setiap kali saya mengingat bagaimana Tuhan Yesus mau memakai saya melayani Dia melalui persekutuan dalam naungan Perkantas. Saya bersyukur bisa mengenal setiap teman-teman persekutuan, teman-teman KTB, maupun kakak-kakak pelayanan siswa Perkantas yang selalu memberikan saya pertolongan, semangat dan motivasi dalam melayani, juga membantu saya untuk menjadi pribadi yang jauh lebih baik dari sebelumnya. Dan yang terutama adalah menolong saya untuk menjadi anak Tuhan yang lebih mengenal Yesus dalam kehidupan saya.
Gemi Nastiti
(SMAN 1 Toraja Utara)
Pertama kali saya ikut KTB adalah saat SMP. Saya yang awalnya hanya ikut-ikutan, sangat bersyukur karena tetap bertahan. Melalui KTB ini, saya diajak untuk semakin mengenal Tuhan melalui firman-Nya, berakar dan bertumbuh dalam Tuhan untuk berbuah banyak dalam dunia. Saya menjadi pribadi yang selalu rindu untuk terus berjalan bersama Tuhan. Hal ini tak luput dari peran kakak-kakak Pemimpin Kelompok Kecil dan juga kebersamaan yang terbangun dalam persekutuan.
Gunarti
(Guru SMA Kristen Petra Kediri)
Saya mulai mengenal pemuridan dan KTB ketika kuliah melalui persekutuan yang didampingi oleh Perkantas Kediri. Komunitas pemuridan Perkantas ini sangat membentuk karakter dan kerohanian saya secara pribadi. Disiplin-disiplin rohani yang diajarkan melalui keteladanan hidup kakak-kakak rohani pada saat itu menolong saya untuk terus bertumbuh. Hasil dari pembentukan tersebut mungkin tidak bisa kita rasakan secara instan namun ketika sudah terjun ke dunia masyarakat dan pekerjaan, dengan segala tantangan yg dihadapi, saat itulah terlihat dampaknya. Saya yakin bahwa pengenalan yang benar akan Allah akan terus mengarahkan cara pandang dunia kita kepada cara pandang Allah.
Perjumpaan Siswa dengan Kristus dalam Sebuah Pelayanan
Kesaksian para siswa yang berjumpa dengan Kristus melalui pelayanan ini, makin meneguhkan dan memberi motivasi untuk terus melayani siswa di generasi ini.
Litany Elserisa
(SMAN 2 Jember)
Sejak SMP, saya sudah terlibat dalam KTB dan bertumbuh bersama dalam kelompok pemuridan ini. Saat saya memasuki SMA, saya diajak kakak KTB untuk ikut melayani di Persekutuan Siswa Kristen Jember (PSKJ) yang ada di bawah naungan Perkantas. Saya melayani sebagai pengurus selama 2 tahun. Selama melayani di PSKJ, saya belajar banyak hal seperti berelasi dengan orang lain, bekerja sama, dan tentunya berorganisasi. Saya juga merasa semakin bertumbuh dalam pengenalan akan Tuhan melalui persekutuan dan pembinaan yang diadakan oleh PSKJ dan melalui KTB. Saya bersyukur karena Tuhan memberikan suatu komunitas yang baik, yang membantu saya untuk lebih lagi mengenal dan dekat dengan Tuhan.
Rania Shalyssa Andira
(SMAN 39 Jakarta)
Saat pertama kali sebagai siswa SMA, saya tidak kenal yang namanya persekutuan sekolah (karena saya baru terdaftar sebagai siswa Kristen ketika masuk SMA). Melalui persekutuan sekolah, saya merasa sangat diterima dan nyaman juga iman saya makin bertumbuh. Saya akhirnya mengenal pelayanan melalui persekutuan sekolah yang ada di bawah naungan Perkantas.
Bazaleel Edwin Trisakti Bulo
(SMAN 1 Toraja Utara)
Saya yang sebelumnya tidak mengerti apa-apa tentang bagaimana menjadi murid Kristus, akhirnya boleh menikmati kasih-Nya lebih dalam setelah mengenal Perkantas. Lewat Student Fellowship dan kelompok kecil, saya makin mengerti pentingnya membangun relasi dengan Allah, mengetahui kehendak-Nya, dan merenungkan Firman. Bersyukur Allah telah anugerahkan kepada saya sebuah lembaga yang sangat membantu dalam kerohanian saya.